Tahun 2022 Merupakan Tahun Buruk Terkait Perang Rusia-Ukraina Menurut Sekjend PBB
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan tidak percaya perang Rusia- Ukraina hendak selesai tahun ini. Namu, beliau mengatakan impian supaya perang di Ukraina bisa selesai pada penghujung 2023.
Pemikiran itu beliau bagikan pada rapat pers akhir tahun pada Senin( 19 atau 12). Beliau pula mangulas beberapa rumor garis besar lain, tercantum nuklir Korea Utara serta demo di Iran.
Dikabarkan AP News, Selasa( 20 atau 12 atau 2022), Guterres dikala ini memandang kenaikan tentara di Rusia- Ukraina yang bertambah. Namun, beliau memohon supaya biar beberapa besar dari perang ini dapat dihentikan pada akhir 2023.
Dikala ini, Rusia sedang melanda infrastruktur- infrastruktur Ukraina, paling utama terpaut listrik.
Sekjen PBB pula mangulas Taliban di Afghanistan biar mengaitkan seluruh tim etnik di rezim, dan mengembalikan hak wanita buat sekolah serta berlatih, serta menghentikan seluruh kegiatan terorisme.
berita terbaru hanya di sini Argo4d
Berpindah ke Korea Utara, Guterres menerangkan pemastian PBB buat menciptakan denuklirisasi Semenanjung Korea. Guterres pula mengajak komunitas global buat mengejar tujuan itu.
Denuklirisasi dikira Guterres selaku perihal yang” elementer buat perdamaian serta keamanan di Asia Timur serta bumi.”
Tidak kurang ingat, Sekjen PBB bercahaya rumor area, dan membagikan catatan pada platform- platform alat sosial, tercantum Twitter, supaya melindungi independensi pers serta menghindari ucapan dendam serta pemikiran radikalis. Guterres ikut bercahaya neo- Nazi serta daulat putih di alat sosial.
Sekjen Gutteres membenarkan kalau banyak perihal yang membuat putus asa di 2022 dampak permasalahan geopolitik, kenaikkan harga, serta kesenjangan.
” Kita bertugas buat mendesak keputusasaan, buat melawan khayalan serta mencari pemecahan jelas,” ucap Sekjen PBB.
Rezim Taliban di Afghanistan senantiasa hendak melakukan hukum pecut di depan biasa. Negeri yang dengan cara sah bernama Emirat Islam Afghanistan itu menyangkal anjuran PBB yang memohon supaya ganjaran semacam itu ditiadakan.
Dikabarkan VOA Indonesia, Dewan Agung Taliban, Senin, berkata golongan yang terdiri atas 22 orang, tercantum perempuan, dicambuk di stadion olah badan yang penuh ketat di Sheberghan, bunda kota provinsi Jowzjan, Afghanistan utara.
Tiap- tiap tahanan dicambuk antara 25 serta 30 kali atas asumsi kesalahan, tercantum perzinahan, seks sesama tipe, angkat kaki dari rumah, perdagangan narkoba serta perampokan, tutur statment itu. Majelis hukum pula memberi tahu pada Pekan kalau 11 laki- laki serta seseorang perempuan dicambuk di provinsi Ghor sebab melaksanakan kesalahan seragam.
Daulat Afghanistan sudah membagikan hukum pecut pada lebih dari 130 laki- laki serta perempuan di stadion olah badan yang penuh ketat di sebagian provinsi serta bunda kota, Keikhlasan, semenjak medio November, kala atasan paling tinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, menginstruksikan majelis hukum buat mempraktikkan hukum Islam ataupun ganjaran berplatform Syariah.
Perintah itu pula membidik ke eksekusi awal dengan cara terbuka kepada tahanan pembantaian semenjak Taliban balik berdaulat di Afghanistan pada Agustus 2021.
Para administratur berkata eksekusi di provinsi Farah, Afghanistan barat, 2 pekan kemudian cocok“ Qisas( bayaran setimpal), hukum Islam yang memutuskan orang itu dihukum dengan metode yang serupa semacam korban dibunuh.
Pencambukan serta eksekusi sepanjang ini dicoba di stadion disaksikan administratur tua Taliban serta badan warga. Majelis hukum besar Taliban dalam pernyataannya, Senin, membela aplikasi Syariah Islam buat peradilan kejahatan. Bagi mereka, itu merupakan kunci buat menciptakan” perdamaian serta kesamarataan” di negeri